Gubernur DKI Jakarta Instruksikan Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir

Jakarta kembali dilanda banjir akibat hujan deras dan banjir kiriman dari wilayah hulu. Menanggapi situasi ini, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menginstruksikan penerapan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di wilayah ibu kota dan mengarahkannya ke laut.

Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Dampak Banjir

Dalam kunjungannya ke Pintu Air Manggarai pada Selasa (4/3), Pramono menegaskan bahwa langkah ini diperlukan agar volume air yang masuk ke Jakarta dapat dikendalikan. “Saya meminta agar modifikasi cuaca segera dilakukan dan diarahkan ke laut. BPBD telah melaporkan bahwa langkah ini akan segera dijalankan,” ujarnya.

Menurut Pramono, banjir yang terjadi di Jakarta mayoritas merupakan banjir kiriman dari daerah hulu seperti Bogor dan sekitarnya. “Curah hujan di Jakarta sendiri relatif rendah. Namun, hujan deras di kawasan hulu yang mencapai 180 hingga 200 mm menyebabkan air mengalir deras ke ibu kota,” tambahnya.

Plh. Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Maruli Sijabat, menyatakan bahwa modifikasi cuaca akan diterapkan dalam lima hari ke depan. “Hari ini BNPB sudah mulai melakukan OMC, dan kami kemungkinan akan melanjutkannya pada Rabu atau paling lambat Kamis,” katanya.

Rapat Darurat dan Aktivasi Pompa Air

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Pramono juga mengadakan rapat darurat yang dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat, serta dinas terkait seperti Sumber Daya Air dan BNPB. Dalam pertemuan tersebut, ia menginstruksikan aktivasi 500 pompa air yang tersebar di 200 titik di Jakarta untuk mempercepat pembuangan air ke laut.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa ketinggian air di Pintu Air Manggarai telah mencapai 850 cm, yang dikategorikan sebagai siaga 2. Dengan kondisi ini, upaya penanganan harus dilakukan secara cepat dan efektif untuk mengurangi dampak yang lebih luas.

Baca juga :  Bareskrim Mulai Usut Kasus Gangguan Layanan Bank DKI

Relokasi Warga dari Zona Rawan Banjir

Selain mengandalkan modifikasi cuaca dan infrastruktur pengendalian banjir, pemerintah DKI Jakarta juga mulai mencanangkan relokasi warga yang tinggal di daerah rawan banjir. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, meninjau kawasan banjir di Cilandak, Jakarta Selatan, dan mengusulkan agar warga yang berada di daerah tersebut direlokasi ke rumah susun.

“Kami harus mencari solusi jangka panjang, salah satunya dengan merelokasi warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rendah yang selalu terdampak banjir,” kata Rano.

Kesimpulan

Banjir Jakarta kembali menjadi tantangan bagi pemerintah daerah. Melalui penerapan modifikasi cuaca, aktivasi pompa air, serta rencana relokasi warga, diharapkan dampak banjir dapat diminimalisir. Langkah cepat yang diambil oleh Pemprov DKI Jakarta menunjukkan komitmen mereka dalam menghadapi bencana dan melindungi warganya dari risiko banjir yang berulang setiap tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *