Isu Drop Out Calon Ketua Umum GMNI Viral, Netizen Pertanyakan Integritas dan Kapasitas Pimpinan

Bandung – Sebuah unggahan di media sosial menarik perhatian publik terkait profil calon Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Sujahri Somar.

Dalam unggahan tersebut, ditampilkan tangkapan layar data pendidikan dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) yang menunjukkan status “dikeluarkan” pada tahun akademik 2018/2019 Ganjil dari IAIN Ambon.

Narasi dalam unggahan itu disertai kritik tajam terhadap kemampuan dan kelayakan tokoh tersebut untuk memimpin organisasi mahasiswa sebesar GMNI.

“Infonya sih katanya ada penundaan sidang di Kongres Bandung, apa karena calonnya kurang kapable ya? Ya masa sih mau dipimpin oleh orang yang tanggung jawab akademisnya saja tak tuntas heuheuheuheu???” tulis akun Instagram sukseskeun_kongresxxii dalam caption-nya dilihat, Sabtu (26/7/2025).

Dalam tangkapan layar yang sama, tertulis identitas lengkap Sujahri Somar, termasuk nomor induk mahasiswa, program studi Pendidikan Biologi, dan keterangan bahwa ia berstatus “Dikeluarkan.”

Warganet pun mempertanyakan nilai-nilai keteladanan dan tanggung jawab yang seharusnya menjadi syarat utama bagi calon pemimpin organisasi yang membawa nama besar nasional.

Isu ini menyeruak bersamaan dengan informasi penundaan sidang Kongres GMNI di Bandung, yang memunculkan spekulasi publik mengenai validitas dan kualitas kepemimpinan dalam tubuh organisasi.

Meski belum ada klarifikasi resmi dari pihak bersangkutan maupun panitia kongres, perbincangan di dunia maya terus menggelinding dan menciptakan tekanan moral bagi para pemegang mandat organisasi.

Publik, terutama kalangan kader dan alumni GMNI, disebut-sebut berharap ada standar yang lebih ketat dalam penjaringan tokoh pemimpin, agar tidak sekadar simbolik, tetapi juga inspiratif.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Sujahri Somar maupun klarifikasi dari pihak kampus terkait status “dikeluarkan” yang tercantum dalam PDDikti tersebut.

Di sisi lain, warganet terus mengawasi dinamika Kongres GMNI Bandung dengan harapan bahwa transparansi akan tetap terjaga dan nilai-nilai kaderisasi tidak akan dikorbankan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *