Bahlil: 60 Persen Proyek Pembangkit Listrik Baru Diserahkan ke Swasta

Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa 60 persen pembangunan pembangkit listrik baru di Indonesia dalam 10 tahun mendatang akan diserahkan kepada pihak swasta. Hal tersebut diungkapkan Bahlil saat melaporkan rencana tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto di acara peresmian 26 pembangkit listrik di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1).

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2034, pemerintah menetapkan target tambahan kapasitas listrik sebesar 71 gigawatt (GW). Namun, hanya sebagian proyek yang akan digarap langsung oleh pemerintah. Menurut Bahlil, sebagian besar dari target tersebut akan diberikan kepada pihak swasta atau Independent Power Producers (IPP).

“Kami juga laporkan, sesuai arahan presiden, kami juga dorong pembangkit baru yang dikembangkan akan diberikan porsi yang besar kepada swasta. Jadi dari 71 GW, porsi besar kurang lebih 60 persen kita akan serahkan ke swasta,” ujar Bahlil.

Kredibilitas Swasta Menjadi Prioritas

Bahlil menegaskan bahwa pihak swasta yang akan dipilih untuk menggarap proyek ini harus kredibel dan sejalan dengan kebijakan pemerintah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur kelistrikan berjalan sesuai rencana dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil juga meminta kader-kader partainya untuk turut mengawasi proyek-proyek pemerintah, termasuk dalam pembangunan pembangkit listrik. Ia berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi partai lain agar turut serta dalam pengawasan dan pelaksanaan proyek yang transparan.

“Bukan yang buat gerakan tambahan di luar apa yang dilakukan pemerintah. Penting ini, terutama kader-kader Partai Golkar, harus kita tertibkan. Mudah-mudahan partai lain bisa ikut apa yang kita arahkan,” tambahnya.

Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan

Dalam peresmian 26 pembangkit listrik yang dilakukan secara serentak di 18 provinsi di Indonesia, kapasitas total yang dihasilkan mencapai 3,2 GW. Menariknya, 89 persen dari pembangkit tersebut merupakan pembangkit energi bersih. Investasi untuk proyek ini mencapai Rp72 triliun.

Baca juga :  4 Mobil Tertimbun Longsor di Luwu, Sulawesi Selatan: 2 Orang Meninggal Dunia

Selain pembangkit listrik, Presiden Prabowo juga meresmikan 11 proyek gardu induk dan transmisi yang merupakan bagian dari infrastruktur kelistrikan untuk mencapai target elektrifikasi 100 persen di Indonesia. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan akses listrik bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri.

Meningkatkan Konsumsi Listrik untuk Pertumbuhan Ekonomi

Bahlil menekankan pentingnya peningkatan konsumsi listrik per kapita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Saat ini, konsumsi listrik nasional berada pada angka 4.500-5.000 kWh per kapita. Pemerintah menargetkan peningkatan konsumsi menjadi 6.000-6.500 kWh per kapita untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

“Untuk bisa tumbuh 8 persen, maka kita dorong 6.000-6.500 kWh per kapita,” ungkapnya.

Dengan upaya ini, diharapkan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang melibatkan pihak swasta dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, sekaligus mendorong transisi energi bersih untuk masa depan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *